Di pelataran rumah, aku tiba
Tiba dengan setimba, ntah itu sedih atau kenangan fana
Kenangan menyayat, tetapi selalu ku ingat
'' Sudahkah kamu makan, Nak?''
Lalulah jawaban terlontar dariku kepada Laki-laki yang ku panggil '' Bapak''
Karena, kita ingin selalu hidup bersama dengan jenak
Teringat, ketika terluka
Orang pertama akan murka
''Nak, hidup setelah ini milikmu! ,
dan kita menitipkan segala harap pada pundak mungilmu itu! "
Jangan pernah takut, karena aku selalu ada untukmu Nak!
Aku terus mencoba berjalan, dan menepi ketika lelah
Hujanpun jatuh berhamburan
Aku tersungkur
Jatuh
Jatuh, tetapi tidak pada rerumputan, juga tidak pada gundukan pasir yang kesepian
Namun, aku jatuh di sebuah jalan
Jalan berbatu runcing, dan jika merusak kulit bisa berakibat merusak tulang rawan
Aku ingin pulang, agar bisa kau manja
Terbelalak
Sepi
Mendapatimu terbaring dan terkulai
Hanya bunyi ayat suci yang terdengar
Aku tidak ingin menghapusmu dari ingatan,
dan aku adalah saksi dalam riuh bak geguritan
yang terus bersenandung bersma harapan.
Rindu setiap helaan nafas
_Sarifa
20 September 2022
Komentar
Posting Komentar