Di pelataran rumah, aku tiba Tiba dengan setimba, ntah itu sedih atau kenangan fana Kenangan menyayat, tetapi selalu ku ingat ' ' Sudahkah kamu makan, Nak?'' Lalulah jawaban terlontar dariku kepada Laki-laki yang ku panggil '' Bapak '' Karena, kita ingin selalu hidup bersama dengan jenak Teringat, ketika terluka Orang pertama akan murka ''Nak, hidup setelah ini milikmu! , dan kita menitipkan segala harap pada pundak mungilmu itu! " Jangan pernah takut, karena aku selalu ada untukmu Nak! Aku terus mencoba berjalan, dan menepi ketika lelah Hujanpun jatuh berhamburan Aku tersungkur Jatuh Jatuh, t etapi tidak pada rerumputan, juga tidak pada gundukan pasir yang kesepian Namun, aku jatuh di sebuah jalan Jalan berbatu runcing, dan jika merusak kulit bisa berakibat merusak tulang rawan Aku ingin pulang, agar bisa kau manja Terbelalak Sepi Mendapatimu terbaring dan terkulai Hanya bunyi ayat suci yang terdengar Aku tidak ingin menghapusmu dari
Apa yang saya rasakan, diciptakan disini.