Langit Jingga I
Mengayuh sepeda, dan tiba jam 05.45 manusia yang sok rajin! Tidak ada manusia lagi, kecuali hanya aku dan bapak parkir di seberang sana. Dan hari itu adalah hari paling menyenangkan di penghujung sejarah yang terjeda. Ibu kantin penjual nasi goreng pun kalah denganku, dan menyapa sembari mengendarai motornya yang penuh dengan dagangan, begitu akrabnya menyapaku
"Sepagi ini?? Apa ada jam les dik?, "
"Tidak ada mbak " Sambil melempar senyum
Baik baik, Hari itu adalah hari pertamaku masuk di sekolah baruku, sekolah yang sangat aku damba dambakan, lebih dari dambaanku kepada matcha latte. SMP 1 . Tempat baruku menimba ilmu, bertemu teman teman baru,suasana baru. Ah, itu sangat menyenangkan. Siapa yang tidak sebahagia itu jika dipertemukan oleh sesuatu yang mungkin menjadi tempat terindah jika di angan.
"Beberapa cerita harus di akhiri, untuk dapat menciptakan cerita baru." ~Geez And Ann
Aku memasuki sekolah itu, dengan percaya dirinya berseragam almamater sekolah lamaku, biru muda bawahan biru tua corak kotak kotak. Menjelma di tengah bisingnya almamater hijau muda yang anggun. Sebelumnya aku pernah masuk ke sekolah ini, disaat aku mengurus data mutasiku kemarin. Dan pihak TU menempatkanku di kelas 8C.
Orang pertama yang aku kenal, saat itu adalah Bapak Imam . Teman ibuku, di paguyupan sejahtera di desa, Yang membantuku untuk masuk di sekolah baruku saat ini.
" Mutiara, sudah datang nak" Menyapaku
" Assalamualaikum, iya pak. " Jawabku sembari menjabat dan mencium tangannya.
" Hampir bel masuk, ayo saya antar," Sambil keluar dari ruangan Tata Usaha
" Mari pak" Akupun menyertainya
Berjalan menyusuri kelas kelas, kelasnya tak jauh banyak yang menyapa Pak Imam, sepertinya beliau guru yang disegani banyak murid, temasuk aku. Sampailah di kelas yang menjadi tujuanku dan Pak Imam. Setelah Pak Imam mengumumkannya, dan akupun dipersilahkan masuk dan berkenalan dengan teman - temanku yang akan menjadi temanku sekarang dan seterusnya.
Mataku terbelalak,
"Inka!! " Teriakku dengan heboh
" Tia! ! " Menyapaku dengan panggilan nama kecil dan mengampiri
Dia adalah teman akrabku di Sekolah Dasar. Tidak menyangka. Semesta benar benar hebat memainkan waktu. Akhirnya kita bertukar cerita. Inka, Rosa, Asa, Reti, Fahda. Dan semua teman temanku.
Sampai ketika bel istirahat berbunyi, Rosa teman paling humoris di kelas mengajakku ke kantin sekolah.
" Tia, yuk kantin! Ada banyak jajan yang harus kamu coba deh! Yuuuk, itung itung kenalan sama suasananya " Ajaknya dengan memaksa
" Ah ros, aku malu. Ngga deh" Aku menolak.
Dia menarik2 tanganku, dan akhirnya aku mengalah.
Di jalan menuju kantin, karena memang kantinnya ada di paling ujung sekali, aku bertemu pak imam dan berkata " Waah, sudah ada teman baru ya" Sambil tersenyum
" Iya pak, ini Mutiara lagi saya ajak jalan jalan nih " Sahut Rosa"
----------------
Berawal dari ajakan temanku yang super duper humor ini, aku ngga tau harus memesan apa. Tiba tiba aku di sapa oleh ibu penjual nasi goreng yang menyapaku tadi di gerbang pintu.
" Nah, ini anak yang tadi duduk didekat pos satpam bukan ?, siswi baru ya dik? " Tanyanya dengan membungkus nasi goreng
" Iya bu, " Jawabku dengan tersemyum
"Pindahan dadi mana?? Kenalin aku Mbak Nur. Panggil mbak saja, jangan Ibu. " Jawabnya lagi
Ngomong, Nasi goreng Mbak Nur ini nasi goreng paling juara dari semua kedai dinkantin sekolah. Wah jadi penasaran. Akhirnya aku memesannya. Dan aku dianehkan oleh sepasang mata yang duduk. Diujung kursi sana. Ntah siapa dia?
Ada sebersit rasa, jika terpadu dengan suka akan menjelma cerita.
Mengapa disetiap langlahku terasa indah,
Mari sebut saja dia Jingga .
Komentar
Posting Komentar