Langit Jingga III

Pernah singgah, 
Dan singgah kembali. 

Tiada hari jika tidak dapat mengotak atik warna dan menodai kanvas yang awalnya putih suci menjadi seperti angin berebut awan mendung. 
Hari sabtu yang penuh ceria, hari libur yang ditimpal libur minggu karena peringatan Hari Kartini. Aku menyibukkan diriku dengan hal yang sangat aku sukai yaitu menggambar. Sejak SD aku sangat menyukai warna, menggabar. Karena sebuah ide juga bisa di ingat ketika melihat sebuah gambar dengan warna. 
Aku mengambil beberapa warna dan meneteskan di palet hadiah dari kakek, dan mengaduknya dengan kuas semburat seperti sapu kandang mang Amin, ntah kenapa aku sangat sayang sekali kepada kuas ini.
 
Ditengah asyiknya aku mencoret coret, membuat bentuk tiba tiba, datang dari arah lorong depan yaitu seorang anak laki laki sepantaran kakak Adelia teman kelasku. 
" Jangan bilang,!! Dia mau apa! " Geramku dari jendela kamarku diam saja, tanpa menghampirinya. Kedengarannya Bapak membuka pintu. 

"Assalamualaikum, pak lik" Sapanya kepada Bapakku
" Walaikum salam, "
" Saya temannya Mutiara Pak lik, apa Mutiara ada di rumah? " Sambungnya
" Ada perlu apa ya nak?? "
"  Perkenalkan Pak Lik, nama saya Deffa. Saya kesini mau mengembalikan bukunya Mutiara. "
" Sebentar ya, saya lihat dikamarnya dulu. Silahkan duduk dulu" Jawab Bapak dan menyuruhnya untuk duduk. 
 

Tok tok tok tok tok

Bapak membuka pintu, 
" Tia, ada teman kamu di depan "
" Siapa?? Pak" 
Katanya namanya Deff. Mau mengembalikan buku katanya " Jelas Bapak
" Aaaa, aku lagi sibuk paak. Bilangin aja, Tia lagi tidur.  Lagian, buku Tia lengkap kook, suruh aja pulang, " Rengekku
" Itu temennya gimana? .. "
Sebelum bapak meneruskan kalimatnya, aku langsung memotong 
" Bapaak " :') 
 
******* 

" Maaf nak Deff, Mutiaranya lagi tidur. Sepertinya lelah sekali " Ucap Bapak
"Ooo, begitu ya pak. Baik kalo gitu saya pamit Pak Lik"  Ucapku kepada Pak Lik 
" Ooh, ini saya ada oleh oleh, buat Bapak. Kemarin saya dari Malang, dan membeli ini " Sambil menyodorkan sekeranjang telo madu khas kota Malang. 
"  Terimakasih sekali nak Deff, maaf ya jadi merepotkan " Balas pak lik
" Saya pamit pak lik, Assalamualaikum "

*****************

 Aku keluar dari pintu gerbang rumah Pak lik Kusno, dan tidak sengaja aku kelihat sosok perempuan yang bersembunyi dibalik tirai jendela kamarnya lalu menghilang. 
" Hmm, sepertinya dia ... "

Aku meminggirkan motorku ke bawah pohon sawo di pekarangan rumah Pak lik Kusno,  lalu berkajalan menuju jendela bertirai oranye. 

"Psst, psst!! " Desisku

" Ternyata mbak mutiara sudah bangun ya, atau emang belum tidur tapi masih main petak umpet ?? "

Dia terkaget, dengan suranya yang tiba tiba muncul di semak semak tirai jingga kamarnya. 

******

" Hah! Ka Kak Deff !! " 
"Kenapa disiniii ! " Ucapku dengan terkejut. 
" Wah, keren sekali lukisanmu ! " Ucapnya sambil melompat dari luar jendela
" Hah! Jangan lompat disituu ! Larangku, tetapi dia masih tetap saja tidak menhiraukanku. 

" Kamar kamu ternya aestetik sekali ya, " Lanjutnya tanpa merespon apa yang dari tadi aku katakan atas ulahnya
" Aku mau kamu gambarin dooong! Sumpah  Awesome "
" Haha, semudah itu pengen digambarin. Adanya cat airku habis, mewarnai mahluk aneh yang bisa pindah kemana mana. "
" Nggak, mau. Tia lagi sibuk. Kak Deff pulangg! " Lanjutku menolak

" Ya udah, aku ngga akan meninggalkan kamar ini sampai kamu gambarin aku" Dia memaksa

" Harus ya! Maksa maksa kayak gitu ! Emang kakak  gabis ya ngga nyusahin aku, gangguin aku. Di sekolah, di jalan, kantin, dimana mana " Aku mengomel agar dia pergi dari kamarku

" Wiih, bisa juga kamu galak yah! " Ledeknya. 

"Ngga mau! Pokonya ngga mau"
 
Dia mencari cara

" Emm, gimana kalo kamu kasi challange. Nanti kalo aku menang, kamu harus gambarin aku" Ulasnya

" Ngga mau! " Tolakku lagi

" Mantab nih, yaudah aku nginep dikamar ini" Sahutnya

Sungguh, manusia paling menyebalkan yang pernah ada di penjuru dunia. 

Aku berpikir lagi, ngga mungkin dia menginap di Kamarku"

" Maksa banget sih, ngga mau" Aku tetap pada pendirianku, Mutiara Ardhani. 

Lagi lagi dia lebih keras kepala, sungguh sangat menyebalkan manusia satu ini. 
Akhirnya aku mengiyakannya, agar dia ngga lama lama bertengger di kamarku. 

" Oke, kali ini Kak Deff boleh menang. Oke aku gambarin. Dasar keras kepala! "
"Yess, yaudah aku balik dulu. Selamat menggambar wajah pangeran Deff ! Daaaah Seniman cantik
" Ucapnya lalu melompat keluar dari kamarku. 

"Iih, sangat pede dia berkata pangeran! Pangeran sungai maksudnya" Sambungku berbicara sendiri melihatnya dia menjauh. 





























Komentar

Postingan Populer