Pergi sejauh-jauhnya, untuk pulang Belajar seluas-luasnya, agar jeli setajam mata elang. Kita tak perlu tau betapa lautan begitu luas menjadi rumah tumpang mahluk dibawahnya, tak perlu tau bahwa hujan turun membasahi tanah gersang yang lama tak tersapa air, dan kita tidak perlu tau bagaimana angin meniup dedunan hingga lepas dari tangkainya. Aku hanya ingin bercerita tentang mereka yang berusaha menggapai jawaban dari semua pertanyaan-pertanyaan yang belum mampu digapainya.. SDN 1 Dawuhan, Adalah nama lautan bagi adik-adik matahariku, berkeluh kasih, bermain, berlari, dan belajar sampai menyentuh antena neptunus akan mimpi-mimpi mereka untuk dipercayai bahwa suatu saat mereka akan seperti apa yang diangankan saat ini. “Syifa ingin jadi Guru.”, “Anggi ndak mau jadi Dokter, aku pengennya jadi Guru.”, “ Kak, kalo aku pengen jadi pemain sepak bola” kata Rendi. “Aku tentara, kak”. dan masih banyak lagi. Begitupun denganku, ketika seperti mereka diusia 7 tahun, I want to explore a
Di pelataran rumah, aku tiba Tiba dengan setimba, ntah itu sedih atau kenangan fana Kenangan menyayat, tetapi selalu ku ingat ' ' Sudahkah kamu makan, Nak?'' Lalulah jawaban terlontar dariku kepada Laki-laki yang ku panggil '' Bapak '' Karena, kita ingin selalu hidup bersama dengan jenak Teringat, ketika terluka Orang pertama akan murka ''Nak, hidup setelah ini milikmu! , dan kita menitipkan segala harap pada pundak mungilmu itu! " Jangan pernah takut, karena aku selalu ada untukmu Nak! Aku terus mencoba berjalan, dan menepi ketika lelah Hujanpun jatuh berhamburan Aku tersungkur Jatuh Jatuh, t etapi tidak pada rerumputan, juga tidak pada gundukan pasir yang kesepian Namun, aku jatuh di sebuah jalan Jalan berbatu runcing, dan jika merusak kulit bisa berakibat merusak tulang rawan Aku ingin pulang, agar bisa kau manja Terbelalak Sepi Mendapatimu terbaring dan terkulai Hanya bunyi ayat suci yang terdengar Aku tidak ingin menghapusmu dari